PENEGAK 0102
MENAKLUKKAN “RAKSASA HIJAU “ DESA SILANUK.
Organisasi PRAMUKA atau praja
muda karana SMAN 1 TAKALAR yang akrab dikenal dengan penegak 01-02. Organisasi
yang dibina langsung oleh syahrir chalik ini telah menaklukkan raksasa hijau
silanuk atau gunung silanuk, berdasarkan jiwa petualangan dan adrenalin yang
tinggi para anggota pramuka sman 1 takalar yang terdiri dari siswa kelas X, XI,
XII dan juga para senior memulai perjalanannya di kampus abu-abu kebanggaan
kita yang kemudian dilanjutkan ke rumah ayahanda chalik dengan menempuh waktu
satu setengah jam untuk menerima pengarahan sebelum memulai pendakian. Setelah
itu perjalanan menuju kaki gunungpun dimulai setelah menempuh perjalanan darat
menggunakan motor selama 2 jam sampailah di kaki gunung silanuk yang berletak
di desa silanuk kabupaten je’neponto. Setelah bersiap-siap perjalananpun
dimulai dengan misi menaklukkan si-raksasa hijau.
Hamparan rumput, pepohonan, dan
pasirpun menjadi santapan pertama. Berjalan terus ke utara untuk dapat menuju ke
pos pertama, tapi itu bukanlah hal yang mudah karena jalan menuju pos tersebut
harus melewati bagian tersulit dalam pendakian ini yakni mendaki pada
kemiringan 90 derajat dengan bebatuan yang terus menjadi pondasi kaki untuk
terus melangkah naik ke pos 1.
Setelah pos 1 telah terlewati sudah tidak ada
rintangan yang terlalu berarti hanya saja kewaspadaan harus semakin
ditingkatkan karena pada disamping kami adalah jurang yang siap meremukkan
siapa saja yang terjatuh kedalamnya.
Pemadangan indahnya panorama alam
dan suara hewan yang bagaikan orchestra menyambut kami di pos 2, jalan-jalan
bagaikan pena yang ditaruh diatas pasir, pepohonan bagaikan semut ditengah
gula. Hembusan anginpun bertiup menghilangkan perasaan panas yang tadinya kian
menggorogoti tubuh.
Tapi perjalanan belumlah usai
perjalanan sekitar 2 kilometer masih menunggu ditambah mataharipun mulai menghilangkan
sinarnya dan datangnya langit gelap yang menandakan bahwa harus bergegas menuju
kepuncak, berjalan terus kedepan dengan tenaga tersisa tampaklah puncak
tertinggi dari raksasa hijau dan bergegas menuju keatas.
Perasaan bahagia dan sangat
bangga dapat menaklukkan gunung tersebut menyelimuti hati! Perjalanan yang
kurang lebih 3 jam terbayar sudah dengan indahnya suasana malam, lampupun
menunjukkan siluetnya dan bintang diatas kami saling berlomba untuk menunjukkan
sinarnya membuat hati tergetar kembali tersadar betapa indah dan kayanya bangsa
ini!.
Udara dinginpun disertai kabut tipis mulai
turun kami serasa diatas langit, namun itu semua sirna karena perut sudah
melonglong bagaikan serigala yang kelaparan. Mengeluarkan segala makanan
seperti snack, burasa, biscuit dan juga memasak Pop mie dengan kompor darurat.
Setelah beristirahat dan
berfotoria akftifitas malampun dimulai untuk menghilangkan penat, pak chalik
kemudian memberikan beberapa games yang interaktif dan sangat menghibur.
Waktupun berlalu dengan cepat dan rasa capek mulai memberikan sinyal pada tubuh
untuk tidur, dibawah ribuan bintang yang bagaikan atap mungkin inilah yang
namanya hotel ribuan bintang dan tanah yang ditutupi karpet menutup malam luar
biasa kami.
Mataharipun menunjukkan kuasanya
dan kabutpun mulai hilang sepanjang pandangan mata, hal yang paling ditunggu
adalah SunRise dan ternyata benar itu sangat indah bagaikan langit yang dibelah
dengan sinar keindahan matahari membuat kami terkagum!, kamipun melakukan sesi
foto-foto dan mengibarkan bendera kebesaran ambalan Ranggong Dg. Romo sebagai
salam berpisah karena kami harus bergegas turun karena jika tetap diatas maka
sengatan matahari dapat menghanguskan kulit.
Perjalan turunpun dimulai dengan
perasaan puas dan langkah mantap meninggalkan puncak. Perjalananpun sudah tidak
terasa terlalu berat karena merupakan penurunan tapi kami harus tetap waspada
terhadap jurang tersebut, hamparan rerumputan dan pohon kembali lagi terlihat.
Dengan bergegas kami berjalan meninggalkan punggung gunung dan sampailah kami
dibawah sungguh perjalanan yang memerlukan kehati-hatian dalam memilih pijakan.
Namun kesenangan belum berakhir.
Kamipun melanjutkan perjalanan
kerumah ayahanda tercinta kami untuk menikmati masakan khas dari siluet tubuh
itu “nasi goring pak chalik” itulah nama, lidah yang sudah tak lama
merasakannya kembali tergugah. Lalu dilanjut dengan memakan mangga mentah di
pekarangan dan juga segarnya buah kelapa sempat melewati kerongkongan ini.
Kawan!, sungguh hari yang tak
terlupakan dan terasa tak ingin berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar