Entri Populer

Selasa, 24 September 2013

PENEGAK 01012 AMBALAN SMAN 1 Takalar

PENEGAK 0102 MENAKLUKKAN “RAKSASA HIJAU “ DESA SILANUK.


Organisasi PRAMUKA atau praja muda karana SMAN 1 TAKALAR yang akrab dikenal dengan penegak 01-02. Organisasi yang dibina langsung oleh syahrir chalik ini telah menaklukkan raksasa hijau silanuk atau gunung silanuk, berdasarkan jiwa petualangan dan adrenalin yang tinggi para anggota pramuka sman 1 takalar yang terdiri dari siswa kelas X, XI, XII dan juga para senior memulai perjalanannya di kampus abu-abu kebanggaan kita yang kemudian dilanjutkan ke rumah ayahanda chalik dengan menempuh waktu satu setengah jam untuk menerima pengarahan sebelum memulai pendakian. Setelah itu perjalanan menuju kaki gunungpun dimulai setelah menempuh perjalanan darat menggunakan motor selama 2 jam sampailah di kaki gunung silanuk yang berletak di desa silanuk kabupaten je’neponto. Setelah bersiap-siap perjalananpun dimulai dengan misi menaklukkan si-raksasa hijau.
Hamparan rumput, pepohonan, dan pasirpun menjadi santapan pertama. Berjalan terus ke utara untuk dapat menuju ke pos pertama, tapi itu bukanlah hal yang mudah karena jalan menuju pos tersebut harus melewati bagian tersulit dalam pendakian ini yakni mendaki pada kemiringan 90 derajat dengan bebatuan yang terus menjadi pondasi kaki untuk terus melangkah naik ke pos 1.
 Setelah pos 1 telah terlewati sudah tidak ada rintangan yang terlalu berarti hanya saja kewaspadaan harus semakin ditingkatkan karena pada disamping kami adalah jurang yang siap meremukkan siapa saja yang terjatuh kedalamnya.
Pemadangan indahnya panorama alam dan suara hewan yang bagaikan orchestra menyambut kami di pos 2, jalan-jalan bagaikan pena yang ditaruh diatas pasir, pepohonan bagaikan semut ditengah gula. Hembusan anginpun bertiup menghilangkan perasaan panas yang tadinya kian menggorogoti tubuh.

Tapi perjalanan belumlah usai perjalanan sekitar 2 kilometer masih menunggu ditambah mataharipun mulai menghilangkan sinarnya dan datangnya langit gelap yang menandakan bahwa harus bergegas menuju kepuncak, berjalan terus kedepan dengan tenaga tersisa tampaklah puncak tertinggi dari raksasa hijau dan bergegas menuju keatas.
   Perasaan bahagia dan sangat bangga dapat menaklukkan gunung tersebut menyelimuti hati! Perjalanan yang kurang lebih 3 jam terbayar sudah dengan indahnya suasana malam, lampupun menunjukkan siluetnya dan bintang diatas kami saling berlomba untuk menunjukkan sinarnya membuat hati tergetar kembali tersadar betapa indah dan kayanya bangsa ini!.
 Udara dinginpun disertai kabut tipis mulai turun kami serasa diatas langit, namun itu semua sirna karena perut sudah melonglong bagaikan serigala yang kelaparan. Mengeluarkan segala makanan seperti snack, burasa, biscuit dan juga memasak Pop mie dengan kompor darurat.

Setelah beristirahat dan berfotoria akftifitas malampun dimulai untuk menghilangkan penat, pak chalik kemudian memberikan beberapa games yang interaktif dan sangat menghibur. Waktupun berlalu dengan cepat dan rasa capek mulai memberikan sinyal pada tubuh untuk tidur, dibawah ribuan bintang yang bagaikan atap mungkin inilah yang namanya hotel ribuan bintang dan tanah yang ditutupi karpet menutup malam luar biasa kami.

  Mataharipun menunjukkan kuasanya dan kabutpun mulai hilang sepanjang pandangan mata, hal yang paling ditunggu adalah SunRise dan ternyata benar itu sangat indah bagaikan langit yang dibelah dengan sinar keindahan matahari membuat kami terkagum!, kamipun melakukan sesi foto-foto dan mengibarkan bendera kebesaran ambalan Ranggong Dg. Romo sebagai salam berpisah karena kami harus bergegas turun karena jika tetap diatas maka sengatan matahari dapat menghanguskan kulit.


   Perjalan turunpun dimulai dengan perasaan puas dan langkah mantap meninggalkan puncak. Perjalananpun sudah tidak terasa terlalu berat karena merupakan penurunan tapi kami harus tetap waspada terhadap jurang tersebut, hamparan rerumputan dan pohon kembali lagi terlihat. Dengan bergegas kami berjalan meninggalkan punggung gunung dan sampailah kami dibawah sungguh perjalanan yang memerlukan kehati-hatian dalam memilih pijakan. Namun kesenangan belum berakhir.
  Kamipun melanjutkan perjalanan kerumah ayahanda tercinta kami untuk menikmati masakan khas dari siluet tubuh itu “nasi goring pak chalik” itulah nama, lidah yang sudah tak lama merasakannya kembali tergugah. Lalu dilanjut dengan memakan mangga mentah di pekarangan dan juga segarnya buah kelapa sempat melewati kerongkongan ini.


Kawan!, sungguh hari yang tak terlupakan dan terasa tak ingin berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar